Sabtu, 04 Februari 2017

tips sukses un_smpn


  1.    Bener-bener gakerasa dari hari pertama gua masuk di smpn 20 sampai saat ini  bagaikan angin yang berhembus,2 bulan lagi un-pelepasan-trus kita berpisah,dan dapet skolah baru lagi:lingkungan baru,teman baru.rasanya susah buat berpisah sama kalian tapi demi masa depan,yah kita smua siap untuk berpisah.


Jangan sedih mulu mending mikirin un,nah gini kawan-kawan tips biar sukses un-nya;


1.rajin sholat,selesai sholat jangan langsung pulang jangan sia-siain ketika kita sedang berada di rumah sang pencipta(ALLAH SWT) dzikir setelah itu doa
  1. 2.rajin belajar
  2. 3.sering-seringin latihan soal.

  3. 4.sholat-sholat sunah juga jangan sampai tidak dilaksanakan walaupun itu sunah tapi manfaatnya besar bagi kita smua.


5.semoga sukses


Selasa, 31 Januari 2017

pengetian dan jenis-jenis tanah serta cara pelestarian tanah

Pengertian Tanah 


Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dinamis. Tanah berasal dari hasil pelapukan bahan anorganik dan bahan organik. Pelapukan tersebut dapat terjadi karena panas matahari, hujan, dan angin.

Pengertian Lain,

Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan unsur hara dan air sekaligus menopang tumbuhan. (wikipedia)

Jenis-Jenis Tanah

Jenis tanah berbeda-beda jenis karena kondisi dan keadaan daerah yang berbeda-beda pula. Faktor yang mempengaruhi bentuk tanah contohnya : curah hujan, suhu, tekanan udara, dsb. menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri dari batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, dan debu. Sementara berdasarkan jenisnya, tanah dibedakan sebagai berikut yang saya kutip dari buku detik-detik. 

1. Tanah Humus

Tanah Humus berada di lapisan atas, berwarna gelap, dan bersifat gembur.Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan-tumbuhan. Tanah humus banyak ditemukan di hutan tropis termasuk di Indonesia.

2. Tanah Kapur




Tanah kapur terbuat dari pelapukan batuan kapur. Tanah kapur sangat mudah dilalui air dan sedikit mengandung humus. Tanah jenis ini cocok untuk pertumbuhan jati.

3. Tanah Gambut



Tanah gambut terbentuk di daerah rawa. Tanah ini bersifat asam, berwarna gelap, dan bertekstur lunak dan basah. Tanah gambut kurang subur sehingga tak cocok untuk pertanian.

4. Tanah Vulkanik



Tanah Vulkanik banyak terdapat di lereng gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari material abu yang tertinggal setelah terjadi letusan gunung berapi. Tanah ini bersifat sangat subur dan sangat cocok untuk bercocok tanam.

5. Tanah Pasir



Tanah Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Tanah pasir kurang baik bagi pertanian, karena mengandung sedikit humus, tetapi cocok untuk bahan bangunan.

6. Tanah Podzolik

Tanag Podzolik mudah ditemukan di pegunungan bercurah tinggi dan beriklim sedang.Tanah jenis ini terbetuk dari pelapukan batuan yang mengandung banyak kuarsa sehingga warna tanah ini kecoklatan. Tanah ini kurang sur karena mineral terbawa oeh air hujan.

7. Tanah Aluvial

Tanah Aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari endapan lumpur yang terbawa air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena terbentuk dari kikisan tanah humus.

8. Tanah Laterit

Tanah Laterit berada di lapisan bawah. Tanah ini berwarna kemera-merahan dan tidak subur.

9. Tanah Liat 

Tanah liat tau lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga dimanfaatkan untuk membuat gerabah.

Referensi Lain, Update !!! 14/03/13  from katailmu.com !


  • Tanah Regosol. Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
  • Tanah Litosol. Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia.
  • Tanah Latosol. Latosol tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut.
  • Tanah Grumusol. Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun.
  • Tanah Podsol. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah
  • Tanah Andosol. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam.
  • Tanah Mediteran Merah Kuning. Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst disebut ”Terra Rossa”.
  • Hidromorf Kelabu. Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan.

Pelestarian Tanah

Mengapa tanah perlu dilestarikan ? Tentunya karena tanah membawa banyak manfaat bagi kehidupan, seperti : tempat hidup tumbuhan, bahan keramik, bahan bangunan, yang tentunya bermanfaat bagi manusia baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Nah, supaya kehidupan berjalan stabil, kita perlu menjaga hal tersebut. Caranya sebagai berikut :

1. Tidak membuang/mengubur sampah anorganik yang akan mengurangi kesuburan tanah.
2. Tidak melakukan sistem ladang berpindah.
3. Reboisasi, tumbuhan akan mempengaruhi kesuburan tanah.
4. Setelah dijadikan daerah pertambangan, tanah perlu ditanami kembali. (Saya pernah membaca prosedurnya, tetapi buku referensi tersebut saya lupa, jadi silahkan dicari di google.)
5. Membuat terasering di bukit-bukit.
6. Tidak mengeksploitasi secara berlebihan.

Sabtu, 29 Oktober 2016

Banyak banyak baca biar pinter
Cerdas
Belajar belajar biar pinter kaya pak habibi
#kempo